“IMAGINATIVE”

Ada ribuan kisah klasik dalam
hidupku, hanya kisah klasik, belum tentu menarik. Membuatku masuk ke dalam
lorong menuju memori lama, kurang terang memang lorongnya, ada banyak pintu,
tapi aku hanya mengintipnya satu persatu, belum ada yang membuatku untuk
melangkahi pintu itu. Memang sungguh membuat pegal, hanya untuk mencarinya
saja. Namun akhirnya aku menemukan sebuah pintu yang cukup terang. Itu adalah
masa yang paling menyenangkan dalam hidup seseorang, coba tebak, yap, benar,
itu adalah masa kanak-kanak, masa penuh keceriaan, tiada beban, dan tak akan
ada hal yang membuat otak kita ‘berkeringat’. Mengingatnya saja enak, apalagi
kalau merasakannya lagi,, yahoooo! .
aku hanya berjalan pelan memandangi memori-memori itu,,
ada seorang bocah laki-laki
berlari, memegang es krim, terjatuh lalu menangis, sampai ada seorang wanita
yang datang untuk menggendongnya, mengobati lukanya dengan parut wajah penuh kasih sayang. Aku
sadar bahwa itu adalah aku , hanya dapat tersenyum melihatnya, sungguh indah. Memang
ini bukan bayangan asli, tapi aku membayangkannya seolah sedang menonton film,
jadi fisikku sewaktu bocah tergambar
jelas.
Aku terus berjalan menyusuri
jalan setapak penuh warna tersebut. Ada segerombolan anak berada di bawah pohon
menangkap buah yang tiba-tiba jatuh dari pohon yang sangat lebat,,
’whoaaaaa,,’ terdengar teriakan
yang sangat khas, disambangi dengan seorang anak jatuh dari pohonnya.
hah? Itukan kakakku?. ‘klep’aku
menelan ludah. Tapi dia langsung berdiri. “Wow” itu mungkin ungkapan
mainstreamnya, huhu. Super sekali.
Kurang seru mungkin kalau hanya
memandang ingatan itu saja, jadi aku berusaha menjadi “hologram” menghampiri
‘aku kecil’ dan masuk kedalamnya. cool
men, keren, aku berhasil menikmati kembali hidup dalam ‘aku kecil’. sungguh
aneh , tapi inilah high imagination, tidak
semua orang bisa melakukannya, tapi sayang kalimat yang kubuat salah,,,ya,
semua orang bisa merasakannya, semua orang punya masa kecilnya, bukan masa yang
paling menyenangkan mungkin, tapi hanya masa yang akan membuat kita sangat
sulit untuk menemukan masa yang lebih menyenangkan lagi, haha, hanya
ekspetasiku.
Sangat kusayangkan,dulu aku
adalah anak kecil yang telah menyia-nyiakan sejuta fantasi, aku tidak masuk TK,
padahal dibalik namanya itu menyimpan fantasi-fantasi, menuruni plosotan
seolah-olah menuruni gunung, jungkat-jungkit seolah akan meluncur keluar
angkasa, naik komedi putar seolah sedang menjadi planet yang mengitari
matahari,agak lebay memang, tapi
itulah imajinasiku, tapi baru kusadari sekarang. Dan hal yang paling membuatku
menyimpan trauma ialah saat melihat ayunan, untuk pertama kali aku
menyentuhnya,lalu mendudukinya, entah mengapa aku berani untuk mengayunnya
dengan sangat keras dengan kakiku sendiri
‘satu……..dua………tiga…………bruukkkk” aku terjatuh saat hitungan ke empat,
‘owh....whaaaaaaaa,,,aaaaa’ aku hanya dapat menjerit, sakit bukan kepalang,
kepala bagian belakangku seperti ditinju oleh seorang mike Tyson, aku sempat
menangis hebat, tersengal-sengal, kurang lebih delapan menit, tapi kupikir
lebih dari itu,,, hahaha. Dan itulah mungkin yang membuatku tidak tertarik
untuk masuk ke taman fantasi itu. Tapi bukan berarti aku tidak pernah bermain
sama sekali dengan benda-benda disana. hanya trauma. Masuk akal bukan…
[27-02-2014]
bersambung
0 Komentar